Perubahan Medan Magnet Tanda Arah Utara-Selatan Tertukar?
Jakarta - Baru-baru ini, sejumlah ahli geomagnetik dunia dibikin panik lantaran pergerakan kutub magnet utara Bumi. Hal tersebut membuat medan magnet Bumi menjadi berubah.
Kutub magnet utara Bumi sedang bergerak dari Samudra Arktik yang menyentuh wilayah Kanada menuju Siberia, Rusia, dengan kecepatan yang di luar dugaan. Hal ini membuat mereka harus merevisi World Magnetic Model.
Itu merupakan model medan magnet Bumi berguna dalam memberi gambaran luas untuk keperluan navigasi. Termasuk di dalamnya adalah hal-hal yang berkaitan dengan navigasi pesawat terbang dan kapal laut serta data untuk Google Maps.
Sedikit menarik waktu ke belakang, sejatinya pergeseran kutub magnet utara Bumi adalah hal yang lumrah. James Clark Ross merupakan ilmuwan pertama yang mengukur posisi kutub utara Bumi pada 1831. Lokasinya berada di Samudra Arktik yang masih menyentuh kawasan Kanada.
Pada pertengahan 1990an, kecepatan pergeserannya meningkat dari hanya 15 km per tahun menjadi 55 km per tahun. Lalu, pada 2001, posisi kutub magnet utara Bumi sudah menyentuh Samudra Arktik.
Dalam 150 tahun terakhir, diperkirakan kutub magnet utara Bumi sudah bergeser sejauh 1.102 km. Hal tersebut juga kurang lebih berlaku pada kutub magnet selatan Bumi.
Sekadar informasi, kutub magnet utara dan selatan adalah titik yang diarahkan pada kompas. Sedangkan Kutub Utara dan Kutub Selatan adalah titik paling utara dan selatan di Bumi.
Phil Livermore, ahli geomagnetik dari University of Leeds, mengatakan bahwa Kanada telah kehilangan medan magnet atas Siberia. Selain itu, sejumlah laporan menyebut bahwa medan magnet telah melemah sebesar 10% selama 150 tahun terakhir.
Sejumlah ilmuwan menyebut bahwa itu merupakan tanda dari pertukaran antara kutub magnet utara dengan selatan. Fenomena tersebut akan sanggup membuat seluruh aspek di dalam Bumi bingung lantaran arah utara akan tertukar dengan selatan.
Terakhir pertukaran itu terjadi pada 780.000 tahun yang lalu. Sejumlah peneliti mengatakan bahwa fenomena itu butuh proses sepanjang ribuan tahun lamanya.
Jika dirata-rata, dalam 20 juta tahun terakhir, Bumi mengalami pertukaran kutub magnet utara dan selatan selama 200.000 hingga 300.000 tahun sekali. Langkanya fenomena ini membuat banyak teori konspirasi yang menyebut bahwa kejadian ini akan membawa bencana besar hingga kiamat di muka Bumi.
Lantas, apa yang sebenarnya akan terjadi? Banyak yang menyebut bahwa melemahnya medan magnet Bumi, dengan diikuti oleh pertukaran arah utara dan selatan, akan menyebabkan Bumi 'telanjang' dari serangan material-material ledakan yang terjadi pada atmosfer Matahari.
Berdasarkan keterangan pada laman resmi NASA, justru melemahnya medan magnet akan diikuti dengan mengecilnya radiasi Matahari terhadap Bumi. Selain itu, masih ada atmosfer yang cukup tebal dalam memberikan perlindungan terhadap partikel-partikel dari Matahari.
Lebih lanjut, badan antariksa Amerika Serikat tersebut juga mengatakan bahwa aurora akan muncul di ketinggian yang lebih rendah dari biasanya ketika pertukaran kutub magnet terjadi. Mereka menegaskan fenomena ini tidak menimbulkan efek yang mematikan.
Jadi, jika suatu waktu kamu menemukan ada yang aneh dengan kompas, Google Maps, atau Waze yang menunjukkan terbaliknya arah utara dan selatan, jangan panik. Lebih baik kamu terbang ke Selandia Baru atau Australia untuk menikmati aurora yang lebih indah di sana. (mon/fyk)
Sumber :
https://inet.detik.com/science/d-4385463/perubahan-medan-magnet-tanda-arah-utara-selatan-tertukar
https://inet.detik.com/science/d-4385463/perubahan-medan-magnet-tanda-arah-utara-selatan-tertukar
No comments