Valuasi Nyaris USD 10 Miliar, Go-Jek Sabet Decacorn?
Jakarta - Go-Jek tengah membuka putaran pendanaan baru, di mana perusaaan ini dikabarkan mendapatkan suntikan modal segar yang bersumber dari Google, Tencent, dan JD.com. Ketiganya menggelontorkan investasi sebesar USD 920 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.065) di Go-Jek.
Perusahaan yang dinahkodai Nadiem Makarim ini rencananya mengumpulkan dana hingga USD 2 miliar. Sebuah anggaran yang bisa menjadi modal Go-Jek, di mana mereka sedang melebarkan sayap bisnisnya ke Asia Tenggara.
Sebagaimana dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (26/1/2019) apabila investasi dari ketiga Google, Tencent, dan JD.com disepakati, maka akan membuat valuasi Go-Jek mencapai USD 9,5 miliar atau setara Rp 133 triliun!
Valuasi tersebut tentunya bisa mendekatkan Go-Jek sebagai startup pertama Indonesia yang menyambet 'gelar' decacorn, sebuah istilah perusahaan rintisan yang nilainya lebih dari USD 10 miliar.
Sebelumnya, Go-Jek bersama dengan Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak sama-sama startup yang berada di level unicorn, perusahaan rintisan yang valuasinya di atas USD 1 miliar.
Sejauh ini, belum termasuk rumor pedanaan dari Google, Tencent, dan JD.com yang terbaru, Go-Jek telah mengumpulkan lebih dari USD 2 miliar dari berbagai investor, termasuk putaran USD 1,4 miliar pada tahun lalu hingga membuat perusahaan ride hailing ini memiliki nilai bisnis sebesar USD 5 miliar.
Go-Jek pertama kali berdiri pada tahun 2010. Ketika itu, go-Jek melayani transportasi ojek yang mengandalkan call center. Pada tahun 2015, Nadiem membawa Go-Jek lebih inovatif lagi dengan menghadirkan aplikasi sampai populer hingga sekarang ini.
Go-Jek sendiri sejauh ini telah mengembangkan bisnis di luar transportasi dengan menawarkan fintech dan layanan lainnya di Indonesia. Unicorn Indonesia ini juga telah memperluas pasar ke Vietnam melalui Go-Viet, Thailand dengan brand Get dan Singapura dalam waktu dekat ini
No comments